Malaikat Penjaga Tidur Manusia

Malaikat Penjaga Tidur Manusia

Apakah kita mempunyai malaikat penjaga?

Kapan persisnya Allah menciptakan

masih terbuka untuk diperdebatkan, namun apa yang diketahui secara pasti adalah bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dengan baik, karena Allah di dalam kesucianNya, Ia tidak menciptakan sesuatu yang berdosa, yang tidak baik, dan yang diciptakan khusus untuk berdosa dan menjadi penghuni neraka. Neraka itu ada karena konsekwensi "dosa/ kejahatan" dari makhluk yang melawan/ menentang/ berdosa terhadap Allah.

Sebelum kita membahas kejatuhan malaikat - munculnya golongan

, kita tahu ada pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul, misalnya:

Dalam agama lain, misalnya Islam, dikatakan bahwa: Allah menciptakan malaikat yang diciptakan dari cahaya (

), dan Allah menciptakan Iblis dari api (

). Namun kepercayaan tersebut tidak terdapat dalam Alkitab kita. Dan di dalam artikel ini tidak membincangkan apa yang dipercayai oleh agama lain. Kita, fokus kepada Alkitab kita saja. Dimana, Alkitab tidak mengatakan bahwa

Lalu bagaimana memahami pemahaman bahwa Allah adalah Sang Pencipta segala sesuatu? Jika Dia adalah Pencipta segala sesuatu, maka

-pun adalah ciptaan Allah, benarkan demikian?

Dalam perspektif pengajaran Kristiani yang Alkitabiah:

. Dalam proses penciptaan langit dan bumi, Alkitab selalu menutup ekspresi Allah terhadap suatu proses penciptaan bahwa ciptaan-ciptaan itu baik (

(Kejadian 1:10, 12, 18, 21, 25). Bahkan pada akhirnya sebutkan dalam ayat 31, sbb:

Ada juga reka-rekaan orang bahwa Iblis itu baru diciptakan pada proses penciptaan yang dicatat dalam Kejadian pasal 1. Dimana ada dituliskan:

disitu ditafsirkan sebagai "

." Apakah benarkah demikian maksud dari Alkitab kita?

) itu ada seiring dalam proses penciptaan bumi.

disini bukan dalam makna "penciptaan Iblis." Di atas sudah disampaikan dasar pemahaman bahwa Allah yang baik dan suci tidak menciptakan makhluk yang khusus untuk berdosa/ berbuat kejahatan. Namun kejahatan dan dosa itu ada karena

yang dimiliki malaikat. Malaikat yang mengikuti keinginannya memberontak kepada Allah, mereka adalah para malaikat yang jatuh, dan mereka disebut Iblis/ setan-setan.

Pada saat itu Bumi yang belum sempurna yang lambat laun disempurnakan dengan adanya terang (

), kemudian benda-benda penerang yang dijadikan sebagai sumber dari terang yang diperintahkan Allah hadir dalam penciptaan alam semesta ini, kemudian diciptakan tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia.

itu bukannya terjadi lebih dahulu, tetapi keadaan

. (Lihat artikel terkait:

Konklusi dari Kejadian pasal 1 menulis bahwa Allah menciptakan Langit, bumi dan isinya termasuk manusia di dalamnya dalam keadaan amat sangat baik (sempurna) lihat Kejadian 1:31 di atas. Maka jelas bahwa, Allah

." Dan dari bukti ayat-ayat tersebut dapat menjadi dasar bahwa Allah

suatu makhluk yang disediakan dan diciptakan untuk berbuat dosa/ berbuat jahat.

adalah "mahluk roh" yang diciptakan Allah.

diciptakan dalam keadaan/ hakikat yang baik.

) menurut etimologi dan pengertian, adalah

Allah, para pesuruh ini mengenal Allah muka dengan muka, karena itu

mempunyai kelebihan daripada manusia. Demikian halnya

dilukiskan sebagai pembawa-pembawa pesan dari Allah untuk

(Kejadian 22:11, dst.). Dalam literatur kemudian hari (setelah pembuangan),

yang diatur dihadapan Allah dalam suatu hierarkhi (mis. Daniel 7:10; 9:21).

adalah malaikat, dalam golongan makhluk sorgawi. Para malaikat, sebagai makhluk-makhluk rohani,

itu memuliakan Allah, melaksanakan kehendak-Nya, melihat wajah-Nya, takluk kepada Allah.

lebih unggul daripada manusia, memiliki kuasa dan kekuatanyang lebih daripada manusia (2 Petrus 2:11), mereka adalah makhluk roh yang immortal (

) dan tinggal di surga. Mereka tidak menikah (Markus 12:25), makhluk roh yang tidak dapat mati (Ibrani 1:14; Mazmur 104:4), dan tidak boleh disembah (Wahyu 19:10; 22: 8, 9). Mereka dapat tampil dalam bentuk manusia (umumnya gidambarkan sebagai orang muda tanpa sayap). Alkitab berbicara tentang

, sekalipun hanya nama dua malaikat yang disebutkan dalam Alkitab:

Alkitab berbicara tentang

yang baik dan yang jahat, sekalipun ditekankan bahwa pada mulanya semua

diciptakan baik dan kudus. Karena mereka memiliki

(kebebasan untuk memilih), maka ada banyak

ikut dalam pemberontakan.

tentu adalah makhluk dan

. Tetapi karena mereka mempunyai

(kemauan yang bebas), maka mereka itu bisa terpengaruh terhadap godaan untuk berbuat dosa dan melakukan dosa. Alkitab berbicara tentang

yang baik dan yang jahat, sekalipun ditekankan bahwa pada mulanya semua

diciptakan baik dan kudus. Karena memiliki kebebasan untuk memilih, banyak

ikut dalam pemberontakan Iblis dan meninggalkan kedudukan mereka semula selaku hamba-hamba Allah, sehingga dengan demikian kehilangan peranan surgawi mereka.

yang jatuh ini disebut

Terdapat banyak acuan mengenal kejatuhan golongan malaikat, di bawah pimpinan

(Ayub 4:18; Matius 25:41; 2 Petrus 2:4; Wahyu 12:9).

sebagai golongan dari malaikat yang jatuh disinggung juga baik dalam PL maupun PB.

Berlawanan dengan barisan malaikat-malaikat baik yang tetap menjadi pelayan Allah yang setia melayani Allah, ada

Dengan demiian, kita memahami bahwa ada golongan

yang meninggalkan kedudukan mereka semula selaku hamba-hamba Allah, sehingga dengan demikian kehilangan peranan surgawi mereka.

Yesaya 14:12-15 dalam tafsir yang lazim di gereja-gereja barat dirujukkan kepada malaikat yang ingin menyamai Allah. Figur malaikat yang ingin menjadi seperti Allah ialah ide dalam ayat 14. Para penafsir melihat bahwa ayat tsb sbg

. Mereka menghubungkan hal ini dengan pernyataan Yesus Kristus di bawah ini:

Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini yang menyatakan dengan jelas bahwa ada malaikat-malaikat yang tidak taat dan berbuat dosa:

yang jatuh karena keinginannya menyamai Allah, dan

ini juga menyeret 30% malaikat-malaikat lainnya:

Alkitab juga mencatat bahwa

itu memiliki banyak pengikut-pengikut. Jadi ketika

(Yesaya 14; Yehezkiel 28) sepertiga dari malaikat bergabung dengan pemberontakan ini (Wahyu 12:3-4,9).

Maka, tidaklah diragukan bahwa para malaikat yang jatuh inilah yang disebut sebagai

Kita tahu bahwa neraka dipersiapkan untuk

dan malaikat-malaikatnya, demikian menurut Matius 25:41

Yesus, dengan menggunakan kata ganti kepunyaan-"nya" menjelaskan bahwa para malaikat ini adalah milik

Wahyu 12:7-9 menjelaskan peperangan malaikat antara

bersama "malaikat-malaikatnya" dan

Alkitab menjelaskan adanya golongan malaikat yang jatuh (Yudas 1:6, 2 Petrus 2:4), namun tidak secara khusus mencantumkan kapan kejatuhan itu terjadi.

Yang kita ketahui adalah:

Karena itu, kejatuhan Iblis pasti terjadi di periode waktu antara setelah malaikat diciptakan dan sebelum dia mencobai Adam dan Hawa di

(sebelum Langit dan Bumi diciptakan), seperti ilustrasi di bawah ini:

Tentu saja ukuran waktu alam-roh dan alam duniawi manusia adalah berbeda, gambar-gambar ini hanyalah ilustrasi untuk memudahkan kita membayangkan kronologi yang dapat dipahami manusia. Di bawah ini adalah kronologi jika kita mundur pada mulai penciptaan Malaikat yang terjadi sejak kekekalan.

Lihat Artikel terkait:

Para malaikat penjaga itu disebut dengan malaikat mu’aqibat. Rasulullah menyifati mu’aqibat sebagai malaikat pagi dan malam. Foto ilustrasi/ist

Muslimah, pernahkah kita melihat seseorang yang berhasil

maut yang menimpanya? Atau mugkin kita sendiri mengalami, terhindar dari bahaya yang datang secara tak terduga.

yang mustahil terjadi dalam perhitungan

' Dan ternyata, hal itu terjadi bukan karena keberuntungan, tetapi sejatinya ada malaikat penjaga dan pendamping yang diutus untuk setiap manusia.

Dalil adanya malaikat penjaga untuk setiap manusia terdapat pada Al Qur’an. Allah Ta'ala berfirman,

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنۡۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهٖ يَحۡفَظُوۡنَهٗ مِنۡ اَمۡرِ اللّٰهِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمۡ‌ؕ وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوۡمٍ سُوۡۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ‌ۚ وَمَا لَهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ وَّالٍ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.........” (QS. Ar Ra’d: 11).

Dikutip dari berbagai sumber, beberapa tafsir ulama menjelaskan tentang ayat Al Qur'an tersebut. Dalam tafsir Ath Thabari misalnya. Dipaparkan penjelasan Ibnu Abbas mengenai ayat tersebut, “Mereka adalah

yang menjaga manusia dengan perintah Allah, jika ada takdir yang akan menimpanya maka malaikat ini menyingkir darinya.”

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan ayat tersebut dengan rincian bahwa ada empat malaikat yang diutus bagi setiap diri manusia. Dua malaikat di antaranya ialah

baik yang berada di sebelah kanan manusia, dan malaikat pencatat amal buruk yang berada di sisi kiri. Adapun dua malaikat lain ialah malaikat penjaga yang berada di depan dan di belakang manusia.

Penjelasan Ibnu Katsir tersebut sesuai dengan ayat Allah yang lain, yakni Rabb Ta’ala berfirman,

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaaf :16-17).

Siapakah malaikat penjaga-penjaga ini? Para malaikat penjaga itu disebut dengan malaikat mu’aqibat. Rasulullah menyifati mu’aqibat sebagai malaikat pagi dan malam. Yakni malaikat tersebut bergantian setiap Shubuh dan Isya. Karena itulah mereka disebut Mu’aqibat.

Saat bergantian tugas, mu’aqibat akan bertemu Allah dan Dia akan menanyakan kabar manusia yang dijaga. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Para Malaikat di malam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat sholat Subuh dan sholat Ashar.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah Shallallahi alaihi wa sallam bersabda:

"Kemudian para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (menuju Allah). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui tentang kondisi para hamba-Nya, “Bagaimana kondisi hamba-hamba-Ku saat kalian tinggalkan?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat, dan kami mendatangi mereka juga dalam kondisi sedang sholat.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Malaikat Mu’aqibat memastikan bahwa manusia hanya akan ditimpa musibah yang sudah ditakdirkan Allah. Manusia tidak akan mendapat keburukan sedikit pun kecuali yang sudah tertulis dalam Lauhul Mahfuzh. Seandainya Allah tak mengutus Mu’aqibat, pastilah manusia tak dapat bertahan hidup di bumi yang penuh dengan keburukan dan tak akan selamat dari bahaya yang sering dilancarkan iblis karena dendamnya pada bani Adam.

Di atasnya ada sembilan belas -- Al Muddassir : 30. Ayat ke 31-nya menjelaskan, 19 itu 19 itu jumlah malaikat. Sehingga secara sederhana ditafsirkan, penjaga neraka Saqar terdiri dari 19 malaikat dan hanya malaikat yang menjaga neraka Saqar.

Kenapa hanya 19 malaikat saja? Bagi mereka yang berpikiran sederhana, maka jawab cukup, karena Allah SWT sudah menetapkan demikian. Padahal kelanjutan ayat itu; ditetapkannya angka 19, karena Allah SWT bertujuan menjadikan angka ini sebagai cobaan bagi orang-orang kafir. Menghilangkan keraguan bagi orang-orang mukimin dan orang-orang yang diberi kitab. Meningkatnya iman orang-orang beriman.

Bagaimana mungkin angka 19 menjadi cobaan buat orang-orang kafir? Apa bentuk cobaannya? Lalu biasanya diakhiri kata pamungkas, mungkin itu hanya perumpamaan saja. Padahal, masih dalam ayat itu (31), kata-kata pamungkas sudah disebutkan bakal dilontarkan oleh orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir. Balik kepada pertanyaan awal, kenapa angka 19 jadi cobaan orang-orang kafir?

KH Fahmi Basya menggagas angka 19 menjadi kunci penjagaan keutuhan Al-Quran itu sendiri. Dalam power pointnya yang diberi nama Flying Book jilid 0, KH Fahmi Basya menyodorkan 3 surat Al Quran; Al-Araf (7), Ar-Ra'd (13) dan Maryam (19).

Ayat pertama surat Al-Arat adalah huruf Alif Lam Mim Shad. Tidak ada artinya. Dan belum ada yang berani menafsirkannya. Lalu KH Fahmi Basya menghitung jumlah huruf Alif, Lam, Mim dan Shad dalam surat itu. Total 5.320 huruf. Angka ini merupakan kelipatan dari 19; 280 x 19.

Sedangkan surat Ar-Ra'd dibuka dengan huruf Alif Lam Mim Ra. Jumlah huruf Alif, Lam, Mim dan Ra dalam surat Ar-Ra'd sebanyak 1.482 huruf. Ini juga merupakan kelipatan 19; 78 x 19.

Ayat pertama surat Maryam juga terdiri dari huruf Kaf Ha 'Ain Shad. Jumlah huruf Kaf, Ha, A'in dan Shad dalam surat Maryam sebanyak 798 huruf. Juga merupakan kelipatan 19; 42 x 19.

Jumlah total huruf yang dihitung sebanyak 7600. Berujuk pada penomoran surat dalam Al Quran, maka angka ini menunjuk surat Al-Insan. Insan berarti manusia. Dalam tubuh manusia ada angka 19. Dimanakah itu?

Tulang yang membentuk tangan manusia (jari-jari) ternyata berjumlah 19 ruas. Setiap jari terdiri dari 4 ruas tulang, kecuali jempol yang terdiri dari 3 ruas jari. Sehingga total ruas jari 19 buah.

Jika saja ada tangan (jari-jari) manusia yang mencoba mengubah 3 surat tersebut, maka bisa dibukti ketidak-benarannya dengan angka kunci 19. 19 ruas jari manusia dijaga 19 malaikat penjaga neraka Saqar.

Sayangnya, KH Fahmi Basya tidak menjelaskan kenapa hanya memilih 3 surat tersebut untuk mengaitkan antara jari-jari manusia dengan 19 malaikat penjaga neraka Saqar. Wallahualam Bissawab. (g)

Lihat Sosbud Selengkapnya

Setiap manusia disebut dijaga oleh malaikat. Malaikat yang menjaga manusia adalah golongan malaikat Hafazhah.

Hal tersebut diterangkan dalam buku Janibal Ma'rifat karya Dafiq Rohman. Kata Hafazhah sendiri artinya 'para penjaga'.

Salah satu tugas malaikat golongan Hafazhah ini adalah menjaga manusia dari marabahaya pada saat tidur. Mereka menjaga dari gangguan binatang-binatang melata yang mungkin akan menggigit tanpa disadari oleh manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini juga disebutkan dalam Al-Qur'an surah Ar Ra'd ayat 11. Allah SWT berfirman,

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗ

Artinya: "Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah."

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Al-Jawaab Al-Kaafy Liman Sa'ala anid-Dawaa' Asy-Syafaafy menjelaskan, para malaikat yang disebutkan dalam ayat tersebut bergiliran menjaga manusia, datang dan silih berganti, yang meneguhkan dan memerintahkan kepada kebaikan. Mereka juga melindungi dan membantu manusia dengan kemuliaan dari Allah SWT serta menyuruhnya bersabar.

Mereka berkata, "Ini merupakan kesabaran sesaat, yang mendatangkan ketenangan selama-lamanya."

Atymun Abd dalam buku Sosok Hafiz Dalam Kaca Mata Tafsir turut menjelaskan hal yang sama mengenai malaikat Hafazhah. Keberadaan malaikat Hafazhah ini dijelaskan dalam firman Allah SWT surah al-An'am ayat 61,

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ ٦١

Artinya: "Dialah Penguasa mutlak di atas semua hamba-Nya, dan Dia mengutus kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat."

Atymun Abd menukil Az-Zuhaili yang menafsirkan kata Hafazhah yang artinya para malaikat yang menghitung amal perbuatan kalian dan mereka adalah para malaikat yang mulia pencatat amal.

Para ahli tafsir mengartikan Hafazhah sebagai malaikat Allah SWT yang diutus untuk mengawasi manusia. Pengutusan malaikat tersebut merupakan realisasi dari sifat Allah SWT.

Malaikat Hafazhah tidak pernah terpisah dari setiap hamba Allah SWT, sebagaimana dijelaskan Imam an-Nawawi dan dinukil oleh Rosidin dalam buku Ramadhan Bersama Nabi.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumudin menyebutkan suatu hadits saat Nabi Muhammad SAW bercerita kepada Mu'adz bin Jabal RA bahwa setiap pagi dan sore, malaikat Hafazhah melaporkan amal perbuatan manusia kepada Allah SWT.

Namun, malaikat Hafazhah tersebut harus melewati seleksi tujuh malaikat penjaga pintu langit dari langit satu hingga langit tujuh.

Secara berurutan, hal-hal yang menyebabkan suatu amal kebaikan manusia tidak diterima oleh malaikat penyeleksi pada setiap pintu langit adalah ghibah (menggunjing), tafakkur (angkuh), takabbur (sombong), ujub (merasa dirinya paling baik), hasud (iri hati), tidak berbelas kasih kepada sesama, dan beramal karena ingin meraih popularitas atau kedudukan tertentu.

Selanjutnya apabila amal kebaikan seseorang bersih dari tujuh hal tersebut, barulah sampai di hadapan Allah SWT. Kemudian Allah SWT memberikan satu seleksi lagi, yaitu apakah amal kebaikan tersebut dilakukan semata-mata karena Allah SWT atau dilakukan karena selain Allah SWT (yaitu riya).

Neraka adalah tempat azab dan siksaan bagi orang-orang yang kafir dan durhaka kepada Allah SWT. Neraka tersebut memiliki pintu yang dijaga oleh malaikat.

Dikutip dari buku Surga dan Neraka Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah karya Umar Sulaiman al-Asyqar, neraka adalah kehinaan terbesar dan kerugian sangat besar yang tiada kehinaan yang lebih besar darinya dan tiada kerugian yang lebih besar darinya. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 192,

رَبَّنَآ اِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ اَخْزَيْتَهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ ١٩٢

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka Engkau benar-benar telah menghinakannya dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim."

Neraka memiliki pintu-pintu yang dijaga oleh para malaikat penjaga neraka yang ditugaskan oleh Allah SWT. Mereka tidak pernah mendurhakai Allah SWT dan selalu melaksanakan perintah Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 6,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Malaikat Zabaniyah di Neraka

Tidak hanya malaikat Malik, ada malaikat Zabaniyah yang juga bertugas menyiksa orang di neraka. Nama malaikat Zabaniyah disebutkan dalam surah Al-Alaq ayat 18,

سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَۙ ١٨

Artinya: "Kelak Kami akan memanggil (Malaikat) Zabaniyah (penyiksa orang-orang yang berdosa)."

Menurut sumber buku sebelumnya, satu tangan malaikat Zabaniyah dapat melemparkan 10.000 orang kafir dalam satu genggaman. Allah SWT tidak memberikan sifat kasih sayang kepada malaikat penjaga neraka, sehingga para malaikat penjaga neraka hanya bisa menghardik, mencaci, memaki, memukul, dan menampar setiap penghuni neraka atas perintah Allah SWT.

Jumlah Malaikat Penjaga Neraka

Umar Sulaiman al-Asyqar menyebutkan, jumlah malaikat penjaga neraka yaitu sembilan belas, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Muddatssir ayat 26-30,

سَاُصْلِيْهِ سَقَرَ ٢٦ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سَقَرُۗ ٢٧ لَا تُبْقِيْ وَلَا تَذَرُۚ ٢٨ لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِۚ ٢٩ عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَۗ ٣٠

Artinya: "Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? (Neraka Saqar itu) tidak meninggalkan (sedikit pun bagian jasmani) dan tidak membiarkan(-nya luput dari siksaan). (Neraka Saqar itu) menghanguskan kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)."

Meski demikian, menurut buku Kiamat dan Akhirat: Panduan Ringkas Mengenai Kehidupan Abadi setelah Mati karya S. Royani Marhan, hanya Allah SWT saja yang mengetahui jumlah pasti malaikat penjaga. Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa terdapat 19 malaikat penjaga neraka hanya sekadar ujian bagi orang-orang kafir.

Pemimpin Malaikat Penjaga Neraka

Dikutip dari buku Aqidah Akhlaq karya Taofik Yusmansyah, Malaikat Malik adalah pemimpin dari malaikat penjaga pintu neraka. Malaikat Malik disebut dalam Al-Qur'an surah Az-Zukhruf ayat 77,

وَنَادَوْا يٰمٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَۗ قَالَ اِنَّكُمْ مّٰكِثُوْنَ ٧٧

Artinya: "Mereka menyeru, "Wahai (Malaikat) Malik, hendaklah Tuhanmu mematikan kami saja." Dia menjawab, "Sesungguhnya kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).""

Dikutip dari buku Surga dan Neraka: Syarahan terhadap Kitab Washf al-Jannah wa al-Nar Min Shahih al-Sunnah wa al-Akhbar li Syaikh Wahid ibn Abd al-Salam Bali karya Syofyan Hadi, malaikat Malik digambarkan sebagai malaikat yang paling bengis, menakutkan, dan memiliki wajah yang sangat menyeramkan.

Bahkan menyeramkannya malaikat Malik digambarkan seperti saat malaikat Malik memandang neraka, api neraka akan saling memakan satu sama lain karena takutnya kepada malaikat Malik.